Rabu, 23 November 2016

Analisis Ancaman dari Dalam Negeri dan Luar Negeri Terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia


BAB. I
PENDAHULUAN

1.    1   LATAR BELAKANG

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dalam negeri maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman adalah bagian dari risiko. Sedangkan risiko adalah buah pikir dari sebuah ancaman. Ancaman dari dalam negeri dan luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. 
                 Jenis ancaman, ancaman militer,  ancaman non militer. Sasaran ancaman negara, bangsa, pemerintah, masyarakat, individu, wilayah. Kepentingan ancaman.  Ancaman  serangan simultan dari dalam dan  didukung dari luar, serangan multi arah melewati batas negara, serangan oleh  jaringan teroris internasional, serangan terhadap sistem kehidupan masyarakat.

1.    2  Terorisme di Indonesia

            Garuda Indonesia Penerbangan 206 atau juga dikenal dengan sebutan Peristiwa Woyla adalah sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari pelabuhan udara sipil Talangbetutu, Palembang ke Bandara Polonia, Medan yang mengalami insiden pembajakan pesawat pada 28 Maret 1981 oleh lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok Islam ekstremis "Komando Jihad". Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut tiba-tiba dibajak oleh lima orang teroris Komando Jihad yang menyamar sebagai penumpang. Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang Thai tanggal 31 Maret. Imran bin Muhammad Zein, pemimpin sel kelompok Komando Jihad yang melakukan peristiwa teror ini menuntut agar para rekannya yang ditahan pasca Peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat, supaya dibebaskan. Dalam Peristiwa Cicendo, 14 anggota Komando Jihad membunuh empat anggota polisi di Kosekta 65 pada 11 Maret 1981 dini hari. Usai peristiwa itu, sejumlah anggota Komando Jihad ditahan dan terancam hukuman mati.

Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

3.     Kronologi peristiwa

Pembajakan bermula saat pesawat yang dikemudikan Kapten Herman Rante baru saja terbang dari Pelud Sipil Talang Betutu, Palembang seusai transit untuk menuju Bandara Polonia, Medan. Setelah lepas landas, dua penumpang bangkit dari tempat duduk mereka, satu menuju ke kokpit dan menodongkan senjata. Satu lagi berdiri di gang antara tempat-duduk pesawat. Pada pukul 10.10 pesawat tersebut dikuasai oleh lima pembajak, semuanya bersenjata api. Pembajak di kokpit memerintahkan pilot untuk terbang ke Kolombo, Sri Lanka, namun pilot berkata bahwa pesawat tersebut tidak memiliki cukup bahan bakar pesawat. Pesawat dialihkan ke Penang, Malaysia, untuk pengisian bahan bakar sebelum kemudian terbang lagi ke Thailand atas paksaan teroris dan penerimaaan pemerintah Thailand untuk mengizinkan pesawat tersebut mendarat di wilayahnya. Drama pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla tersebut berlangsung empat hari di Bandara Don Mueang Bangkok dan berakhir pada tanggal 31 Maret setelah serbuan kilat Grup-1 Para-Komando yang dipimpin Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan. Pilot pesawat Garuda, Kapten Herman Rante, dan Achmad Kirang, salah satu anggota satuan Para-Komando Kopassandha, meninggal dalam baku tembak yang berlangsung selama operasi kilat pembebasan pesawat tersebut.
            Para teroris mengaku berasal dari kelompok Islam ekstremis bernama Komando Jihad. Pada saat terjadinya peristiwa ini, pasukan komando Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menangani peristiwa terorisme pembajakan pesawat. Kelompok khusus militer Indonesia yang baru dibentuk saat itu, Kopassandha (Nama satuan Kopassus saat itu), meminjam sebuah pesawat DC-9 untuk mempelajari situasi.
            DC-9 Woyla meninggalkan Malaysia setelah mengisi bahan bakar, menuju ke Bandara Don Mueang, Thailand. Seorang penumpang wanita lanjut usia diperbolehkan turun di Malaysia oleh para teroris. Para teroris kemudian membacakan tuntutan mereka, yaitu agar anggota Komando Jihad yang ditahan di Indonesia segera dibebaskan, dan uang sejumlah US$ 1,5 juta. Mereka juga meminta pesawat untuk pembebasan tahanan dan untuk terbang ke tujuan yang dirahasiakan. Mereka mengancam telah memasang bom di pesawat Woyla dan tidak segan untuk meledakkan diri bersama pesawat tersebut.
Operasi pembebasanOperasi Woyla Tanggal 1 April 1981 Lokasi Bandar Udara Internasional Don Mueang, Bangkok, Muangthai  HasilKemenangan Kopassus dan RTAF Pihak yang terlibat Bendera Indonesia ABRI (Kopassus) Bendera Thailand Komando RTAF (Angkatan Udara Kerajaan Thai)        Komando Jihad Komandan Bendera Indonesia Letnan Kolonel Sintong Panjaitan Imran bin Muhammad Zein Kekuatan 35 komando Kopassus 20 komando RTAF 5 pembajak  Korban1 komando tewas 4 pembajak tewas (1 tewas dalam penerbangan kembali ke Jakarta.
            Operasi pembebasan pesawat DC-9 dikenal dengan sebutan Operasi Woyla yang dimulai sehari setelah tersiarnya kabar pembajakan tersebut. Pada pukul 21.00, 29 Maret, 35 anggota Kopassandha meninggalkan Indonesia dalam sebuah DC-10 yang disewa, mengenakan pakaian sipil. Penggunaan DC-10 dikarenakan terdapat kemungkinan bahwa para pelaku akan menerbangkan pesawat tersebut sampai ke Libya. Pemimpin CIA di Thailand menawarkan pinjaman jaket anti peluru, namun ditolak karena pasukan Kopassandha telah membawa perlengkapan mereka sendiri dari Jakarta.
            Pukul 02.30 tanggal 31 Maret, prajurit bersenjata mendekati pesawat secara diam-diam. Mereka merencanakan agar Tim Merah dan Tim Biru memanjat ke sayap pesawat dan menunggu di pintu samping. Semua jendela pesawat telah ditutup. Tim Hijau akan masuk lewat pintu belakang. Semua tim akan masuk ketika kode diberikan. Pada pukul 02.43, tim Komando Angkatan Udara Thailand ikut bergerak ke landasan, menunggu di landasan agar tidak ada teroris yang lolos. Kode untuk masuk diberikan, ketiga tim masuk, dengan Tim Hijau terlebih dahulu, mereka berpapasan dengan seorang teroris yang berjaga di pintu belakang. Teroris tersebut menembak dan mengenai Achmad Kirang, salah seorang anggota Tim Hijau di bagian bawah perut yang tidak terlindungi. Teroris tersebut kemudian ditembak dan tewas di tempat. Tim Biru dan Tim Merah masuk, menembak dua teroris lain, sementara penumpang menunduk. Para penumpang kemudian disuruh keluar. Seorang teroris dengan granat tangan tiba-tiba keluar dan mencoba melemparkannya tetapi gagal meledak karena pin pengaman yang tidak ditarik sempurna. Lalu anggota tim menembak dan melukainya sebelum dia sempat keluar. Teroris terakhir dinetralisir di luar pesawat. Imran bin Muhammad Zein selamat dalam peristiwa baku tembak tersebut dan ditangkap oleh Satuan Para Komando Kopassandha.
Tim medis kemudian datang untuk menyelamatkan pilot pesawat DC-9 Woyla, Kapten Herman Rante, yang ditembak salah satu teroris dalam serangan tersebut. Namun Kapten Herman Rante meninggal di Rumah Sakit di Bangkok beberapa hari setelah kejadian tersebut. Kedua korban peristiwa terorisme ini kemudian dimakamkan di TMP Kalibata.
            Operasi kontra terorisme ini dilakukan oleh Grup-1 Para-Komando dibawah pimpinan Letnan Kolonel Infanteri Sintong Panjaitan yang kemudian beserta tim-nya dianugerahi Bintang Sakti dan dinaikkan pangkatnya satu tingkat, kecuali Achmad Kirang yang gugur di dalam operasi terebut dinaikkan pangkatnya dua tingkat secara anumerta.
Pasca peristiwa pembajakan Imran bin Muhammad Zein selaku otak peristiwa pembajakan pesawat DC-9 ini kemudian dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tahun 1981. Imran merupakan salah seorang yang terlibat dalam Peristiwa Cicendo bersama Maman Kusmayadi, Salman Hafidz, serta 11 orang lainnya. Maman dan Salman bernasib sama dengan Imran dan dieksekusi dalam hukuman mati.

BAB. II
ISI

II. 1  Daftar terorisme di Indonesia.
1981
Garuda Indonesia Penerbangan 206, 28 Maret 1981. Sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari Palembang ke Medan pada Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla berangkat dari Jakarta pada pukul 8 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55. Dalam penerbangan, pesawat tersebut dibajak oleh 5 orang teroris yang menyamar sebagai penumpang. Mereka bersenjata senapan mesin dan granat, dan mengaku sebagai anggota Komando Jihad; 1 kru pesawat tewas; 1 tentara komando tewas; 3 teroris tewas.
1985
Bom Candi Borobudur 1985, 21 Januari 1985. Peristiwa terorisme ini adalah peristiwa terorisme bermotif "jihad" kedua yang menimpa Indonesia.
Bom Kedubes Filipina, 1 Agustus 2000. Bom meledak dari sebuah mobil yang diparkir di depan rumah Duta Besar Filipina, Menteng, Jakarta Pusat. 2 orang tewas dan 21 orang lainnya luka-luka, termasuk Duta Besar Filipina Leonides T Caday.
Bom Kedubes Malaysia, 27 Agustus 2000. Granat meledak di kompleks Kedutaan Besar Malaysia di Kuningan, Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bursa Efek Jakarta, 13 September 2000. Ledakan mengguncang lantai parkir P2 Gedung Bursa Efek Jakarta. 10 orang tewas, 90 orang lainnya luka-luka. 104 mobil rusak berat, 57 rusak ringan.
Bom malam Natal, 24 Desember 2000. Serangkaian ledakan bom pada malam Natal di beberapa kota di Indonesia, merenggut nyawa 16 jiwa dan melukai 96 lainnya serta mengakibatkan 37 mobil rusak.
2001
Bom Gereja Santa Anna dan HKBP, 22 Juli 2001. di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, 5 orang tewas.
Bom Plaza Atrium Senen Jakarta, 23 September 2001. Bom meledak di kawasan Plaza Atrium, Senen, Jakarta. 6 orang cedera.
Bom restoran KFC, Makassar, 12 Oktober 2001. Ledakan bom mengakibatkan kaca, langit-langit, dan neon sign KFC pecah. Tidak ada korban jiwa. Sebuah bom lainnya yang dipasang di kantor MLC Life cabang Makassar tidak meledak.
Bom sekolah Australia, Jakarta, 6 November 2001. Bom rakitan meledak di halaman Australian International School (AIS), Pejaten, Jakarta.
2002
Bom Tahun Baru, 1 Januari 2002. Granat manggis meledak di depan rumah makan ayam Bulungan, Jakarta. Satu orang tewas dan seorang lainnya luka-luka. Di Palu, Sulawesi Tengah, terjadi empat ledakan bom di berbagai gereja. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bali, 12 Oktober 2002. Tiga ledakan mengguncang Bali. 202 korban yang mayoritas warga negara Australia tewas dan 300 orang lainnya luka-luka. Saat bersamaan, di Manado, Sulawesi Utara, bom rakitan juga meledak di kantor Konjen Filipina, tidak ada korban jiwa.
Bom restoran McDonald's, Makassar, 5 Desember 2002. Bom rakitan yang dibungkus wadah pelat baja meledak di restoran McDonald's Makassar. 3 orang tewas dan 11 luka-luka.
2003
Bom Kompleks Mabes Polri, Jakarta, 3 Februari 2003, Bom rakitan meledak di lobi Wisma Bhayangkari, Mabes Polri Jakarta. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, 27 April 2003. Bom meledak dii area publik di terminal 2F, bandar udara internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Jakarta. 2 orang luka berat dan 8 lainnya luka sedang dan ringan.
Bom JW Marriott, 5 Agustus 2003. Bom menghancurkan sebagian Hotel JW Marriott. Sebanyak 11 orang meninggal, dan 152 orang lainnya mengalami luka-luka.

2004
Bom Palopo, 10 Januari 2004. Menewaskan empat orang. (BBC)
Bom Kedubes Australia, 9 September 2004. Ledakan besar terjadi di depan Kedutaan Besar Australia. 5 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka. Ledakan juga mengakibatkan kerusakan beberapa gedung di sekitarnya seperti Menara Plaza 89, Menara Grasia, dan Gedung BNI. (Lihat pula: Bom Kedubes Indonesia, Paris 2004)
Ledakan bom di Gereja Immanuel, Palu, Sulawesi Tengah pada 12 Desember 2004.
2005
Dua Bom meledak di Ambon pada 21 Maret 2005
Bom Tentena, 28 Mei 2005. 22 orang tewas.
Bom Pamulang, Tangerang, 8 Juni 2005. Bom meledak di halaman rumah Ahli Dewan Pemutus Kebijakan Majelis Mujahidin Indonesia Abu Jibril alias M Iqbal di Pamulang Barat. Tidak ada korban jiwa.
Bom Bali, 1 Oktober 2005. Bom kembali meledak di Bali. Sekurang-kurangnya 22 orang tewas dan 102 lainnya luka-luka akibat ledakan yang terjadi di R.AJA's Bar dan Restaurant, Kuta Square, daerah Pantai Kuta dan di Nyoman Café Jimbaran.
Bom Pasar Palu, 31 Desember 2005. Bom meledak di sebuah pasar di Palu, Sulawesi Tengah yang menewaskan 8 orang dan melukai sedikitnya 45 orang.
2009
Bom Jakarta, 17 Juli 2009. Dua ledakan dahsyat terjadi di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Ledakan terjadi hampir bersamaan, sekitar pukul 07.50 WIB.[2]
2010
Penembakan warga sipil di Aceh Januari 2010
Perampokan bank CIMB Niaga September 2010
2011
Bom Cirebon, 15 April 2011. Ledakan bom bunuh diri di Masjid Mapolresta Cirebon saat Salat Jumat yang menewaskan pelaku dan melukai 25 orang lainnya.
Bom Gading Serpong, 22 April 2011. Rencana bom yang menargetkan Gereja Christ Cathedral Serpong, Tangerang Selatan, Banten dan diletakkan di jalur pipa gas, namun berhasil digagalkan pihak Kepolisian RI
Bom Solo, 25 September 2011. Ledakan bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Solo, Jawa Tengah usai kebaktian dan jemaat keluar dari gereja. Satu orang pelaku bom bunuh diri tewas dan 28 lainnya terluka.
2012
Bom Solo, 19 Agustus 2012. Granat meledak di Pospam Gladak, Solo, Jawa Tengah. Ledakan ini mengakibatkan kerusakan kursi di Pospam Gladak.
2013
Bom Polres Poso 2013, 9 Juni 2013 dengan target personel polisi yang sedang apel pagi. Bom meledak di depan Masjid Mapolres Poso, Sulawesi Tengah. 1 orang petugas bangunan terluka di tangan sebelah kiri, sementara pelaku bom bunuh diri tewas di tempat.[3]
2016
Bom dan baku tembak Jakarta, 14 Januari 2016. Ledakan dan baku tembak di sekitar Plaza Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat.
Pada tanggal 5 Juli 2016, ledakan bom bunuh diri meledak di halaman Markas Kepolisian Resor Kota Surakarta, Surakarta, Jawa Tengah. 1 pelaku tewas dan 1 petugas kepolisian luka-luka.
Pada 13 November 2016, sebuah bom molotov meledak di depan Gereja Oikumene Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Empat anak-anak terluka dan satu korban di antaranya meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

II.2  Ancaman dari Dalam Negeri :

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Keanekaragarnan itu seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin memecah belah persatuan bangsa. Namun adakalanya perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik yang dapat menyebabkan perpecahan, sehingga menjadi ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

 II.   3  Ancaman dari Luar Negeri :

Ancaman dari luar negeri pada saat ini yang paling perlu diwaspadai adalah ancaman nonmiliter. Dengan berakhirnya perang dingin, maka ancaman militer semakin tidak menjadi perhatian. Namun tidak berarti ancaman militer tidak terjadi, seperti pelanggaran wilayah oleh pesawat atau kapal perang negara lain. Potensi ancaman dari luar lebih berbentuk ancaman nonmiliter yaitu ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Ancaman terhadap ideologi merupakan ancaman terhadap dasar negara dan ideologi Pancasila. Masuknya ideologi lain seperti

1.    Ancaman militer : adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat berbentuk agresi, pelanggaran wilayah, spionase, sabotase, aksi teror bersenjata, pemberontakan, dan perang saudara. Sedangkan ancaman non militer, memiliki karakteristik yang berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik serta bentuknya tidak terlihat seperti ancaman militer. Ancaman non militer berbentuk ancaman terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan  dan keamanan.

Ancaman merupakan usaha-usaha yang membahayakan kedaulatan negara, keselamatan bangsa dan negara. Potensi ancaman yang dihadapi NKRI dari dalam negeri, antara lain :
a. Disintegrasi bangsa, melalui gerakan-gerakan separatis berdasarkan sentimen kesukuan atau pemberontakan akibat ketidakpuasan daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat. Gerakan sparatis ini terjadi di beberapa daerah antara lain di Papua, Maluku, Aceh, Poso. Separatisme atau keinginan memisahkan diri dari negara kesatuan Republik Indonesia jika tidak diketahui akar permasalahannya dan ditanggani secepatnya akan membuat keutuhan negara Republik Indonesia terancam
b. Keresahan sosial akibat kesenjangan ekonomi dan ketimpangan kebijakan ekonomi serta pelanggaran Hak Azasi Manusia yang pada gilirannya dapat menyebabkan huru hara/kerusuhan massa.
c. Upaya penggantian ideologi Pancasila dengan ideologi lain yang ekstrim atau tidak sesuai dengan jiwa dan semangat perjuangan bangsa Indonesia.
d. Makar atau penggulingan pemerintah yang sah dan konstitusional.
e. Munculnya pemikiran memperluas daerah otonomi khusus tanpa alasan yang jelas, hingga persoalan-persoalan yang muncul di wilayah perbatasan dengan negara lain
f. Pemaksaan kehendak golongan tertentu berusaha memaksakan kepentingannya secara tidak konstitusional, terutama ketika sistem sosial politik tidak berhasil menampung aspirasi yang berkembang dalam masyarakat.
g. Potensi konflik antar kelompok/golongan baik perbedaan pendapat dalam masalah   politik, konplik akibat pilkada maupun akibat masalah SARA.
h. Melakukan Kolusi, Korupsi dan Nepotisme sangat merugikan ncgara dan bangsa karena akan mengancam dan menghambat pembangunan nasional
i. Kesenjangan ekonomi, pemerataan pendapatan yang tidak adil antarkelompok dan antardaerah.
j. Penyalahgunaan narkoba, pornografi dan forno aksi, pergaulan bebas, tawuran, dan lain-lain.
Selain ancarnan yang telah disebutkan di atas, ada juga ancaman yang lainnya yaitu cara pengambilan keputusan melalui pengambilan suara terbanyak pun yang dianggap sebagai cara yang paling  demokratis dalam menyelesaikan perbedaan pendapat seringkali menimbulkan rasa tidak puas bagi pihak yang ”kalah”, sehingga mereka memilih cara pengerahan massa atau melakukan tindak kekerasan untuk memaksakan kehendaknya.
             panduansoal.blogspot.co.id › Kelas 9 PKN



PENUTUP
Kesimpulan
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda . Ancaman dari dalam negeri dan luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.  Jenis  ancaman militer,  ancaman non militer. yang membahayakan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia , maka perlu diwaspadai.


Jumat, 18 November 2016

Perekat Keberagaman Bangsa Indonesia


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beraneka ragam suku, bahasa, kebudayaan dan adat istiadat yang tersebar diseluruh wilayah nusantara. Keberagaman tersebut merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.Tidak semua negara di dunia diberikan keberagaman oleh Tuhan seperti halnya yang diberikan kepada negara Indonesia.Hal tersebut menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar dan berkarakter.

Semua keberagaman yang dimiliki tersebut wajib jika bangsa Indonesia harus memiliki sebuah perekat atau pemersatu untuk menyatukan semua perbedaan yang ada di
Nusantara, sehingga dengan begitu bangsa Indonesia akan tetap bersatudi dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.

Setiap daerah memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, hal tersebut justru menjadikan bangsa Indonesia menjadi beragam. Indonesia memiliki banyak suku, adat istiadat, bahasa, budaya yang tersebar di seluruh pelosok nusantara, dan masih banyak lagi kebudayaan atau kearifan lokal yang ada dan berkembang dalam kehidupan masyarakat yang mungkin belum dikenali.


Minggu, 06 November 2016

DARING MURNI PKn Kabupaten Pasuruan.2016

Dengan memanjatkan syukur Alhamdulillah, akhirnya semua sesi mulai dari sesi 1 sampai sesi 4, dalam kegiatan daring ini dapat kami selesaikan, meskipun pada awalnya mengalami kesulitan karena dihadapkan pada sesuatu yang baru yang belum pernah kami lakukan secara online, namun setelah kami masuk sesi demi sesi dan mencoba membuka materi demi materi sehingga kami mulai mengerti dan bisa mengikuti alur yang ada dengan lancar, dan kesan yang saya peroleh dari kegiatan ini adalah kami dapat berkumpul bersama teman-teman guru mapel PKn, kami saling komunikasi, tukar ide dan pengalaman, dan bekerjasama dalam memecahkan suatu permasalah yang kesemuanya merupakan pengalaman yang menyenangkan. 
Khusus pada sesi 4 kali, tentang penerapan saintifik dan penilaian, semuanya ini diterapkan dalam pembelajaran kurikulum K 13, dan model pembelajaran ini sudah pernah saya lakukan selama 1 semester, namun saat ini sekolah kami sudah kembali pada kurikulum KTSP, jadi pengalaman yang dulu itu hanya sedikit yang membekas (ingat) dan akhirnya
hasil tes sumatif sesi 4 yang saya peroleh masih kurang memuaskan tidak mencapai target.
Pada sesi 4 sudah dapat diselesaikan dengan baik, walaupun masih perlu perbaikan. Dengan moda Daring ini dapat menambah pengalaman bagi saya dalam mengerjakannya dan dapat meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia dalam bidang Tehnologi Informasi dan Komputer
Alhamdulillah, dengan keterbatasan waktu dan kesibukan sebagai guru dan tugas tambahan lain, sesi 4 dapat terselesaikan, kami yakin dengan moda daring murni seperti ini dapat menambah pengalaman dan pengetahuan kami sebagai guru yang lebih professional
Saya yakin semua teman-teman senang dengan pembelajaran DARING ini sebab menambah pengalaman belajar dengan IT

Sesi 4 ini sangat mencemaskan, dan juga membingungkan. Tapi berkat berhubungan dengan teman-teman sesama DARING akhirnya semua bisa diselesaikan
setelah mengikuti sesi 4, ilmu yang didapatkan semakin banyal. lebih tentang perangkat pembelajaran K13 dan penerapannya
dalam sesi daring murni sesi 1 ini meskipun mentor nya tidak ada, karena kekompakan dari kelompok ini akhirnya semua sesi berhasil diselesaikan tepat waktu walaupun hasilnya masih kurang maksimal karena saya telah sampai disesi 4 dan sampai sesi ini saya terkadang masih bingung di sesi 4 ini. semakin tinggi tingkatan sesi maka saya rasa semakin tinggi pula tingkat kesulitan materinya.
Puji syukur alhamdulilah sesi 1 sampai sesi 4 daring murni mapel PPKn  sudah terlampaui  walau dengan susah payah mencoba- coba  membaca-baca membuka internet  secara online akhirnya  e.. e.. samapai juga walau  hasil akhir sangat kurang sekali,  ini merupakan pembelajaran yang paling berhargadan baru  bagi saya yang ikut kelas daring murni PPKn . materi sangat bagus bagus  dalam rangka meningkatkan  mutu guru pembelajar  harapan dengan adanya pelaksanaan daring ini  membawa dampak yang lebih baik  bagi guru  PPKn
dalam sesi 4 kita mempelajari tentang Kurikulum 13 yang menggunakan pembelajaran
saintifik dimana pada pembelajaran saintifik dengan 5 sintak yaitu mengamati, menanya, mencari informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan dengan menggunakan model-model pembelajaran yang aktif dan kratif jg inovatif diharapkan peserta didik lebih kreatif dalam pembelajaran dengan harapan prestasi lebih meninggkat, contoh model pembelajaran yang saintifik yaitu broblen based learning atau projeck based learning.
puji syukur kami panjatkan telah menyelesaikan sesi 1 sampai sesi 4, dalam mengikuti daring murni tanpa adnya tutor awalnya kami kesulitan karena kami dihadapkan sama hal yang baru yang belum pernah kami lakukan secara online, kami masuk sesi demi sesi dan mencoba membuka materi demi materi dan mempelajari kemudian mengerjakan tes demi tes dimasing-masing sesi sehingga kami mulai mengerti dan bisa mengikuti alur yang ada sehingga kami bisa belajar mandiri secara online.

Rabu, 02 November 2016

Daring Murni PPKN

Guru Pembelajar Moda Daring

Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian   visi kemendikbud 2015-2019. Oleh karena itu, profesi guru harus terus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat. Konsekuensi dari jabatan guru sebagai profesi diperlukan sistem pembinaan dan pengembangan keprofesian berkelanjutan   guna mendukung peran guru sebagai guru pembelajar



Melalui moda  ini,  peserta  memiliki keleluasaan waktu belajar.  Peserta  dapat belajar kapanpun dan dimanapun, sehingga tidak perlu meninggalkan kewajibannya sebagai guru dalam mendidik.
Peserta  dapat  berinteraksi  dengan  pengampu/mentor  secara  synchronous  
 
interaksi  belajar  padwaktu  yang  bersamaan  seperti  dengan  menggunakan video  converence,  telepon  atau  live  chat,  maupun  asynchronous  –  interaksi belajar pada waktu yang tidak bersamaan melalui kegiatan pembelajaran yang telah disediakan secara elektro
Pada moda kombinasi ini, peserta melakukan interaksi belajar secara daring dan tatap muka. Interaksi belajar daring dilakukan secara mandiri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pembelajaran yang telah disiapkan secara elektronik, dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Interaksi tatap muka dilaksanakan bersamaan dengan peserta Guru Pembelajar lainnya di pusat belajar (PB) yang telah ditetapkan (dijelaskan di Bab II pada sub bab D) dan difasilitasi oleh seorang mentor.   Interaksi pada daring kombinasi dapat dilihat pada Gambar 2.3.

·    Interaksi   Pengampu   –   Mentor Pengampu   mendamping mentor   dan berinteraksi dengan mentor secara daring.
·    Interaksi    Mentor    –    Peserta:    Mentor    mendampingi,    berdiskusi    dan berkoordinasi dengan peserta secara daring dan luring.